Home / Hikmah / Kabar Gembira dari Rasulullah untuk Orang yang Terkena Musibah

Kabar Gembira dari Rasulullah untuk Orang yang Terkena Musibah

Kabar Gembira dari Rasulullah untuk Orang yang Terkena Musibah

Ilustrasi: Banser NU sedang melakukan aksi sosial
Beberapa hari lalu kesedihan menimpa saudara-saudara kita di Lombok. Gempa bumi terjadi tidak hanya sekali, bangunan-bangunan runtuh dan tak luput dengan rumah-rumah warga yang menjadi sasaran goncangan gempa bumi di Pulau Seribu Masjid ini.
Setiap musibah tentu memiliki hikmah, dan setiap insan pasti pernah mengalaminya, tidak terpaku kepada besar maupun kecil musibah yang menimpanya. Sebagai saudara seiman, patutnya kita menghibur mereka yang terkena musibah, sebagaimana teladan kita semua, Rasulullah ﷺ yang mengabarkan kabar yang cukup membuat hati yang sedang lara menjadi lega, dan mampu menerima ketentuan yang Allah tentukan kepadanya.
Dalam kitab Sunan at-Tirmidzi disebutkan sebuah hadits yang berbunyi:
عن عائِشَةَ قالتْ قالَ رسولُ الله ﷺ لا يُصِيبُ المُؤمِنَ شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا إلاّ رَفَعَهُ الله بِهَا دَرَجَةً وَحَطّ عَنْهُ بها خَطِيئَةً
Dari ‘Aisyah, Ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah seorang mukmin terkena duri atau yang lebih menyakitkan darinya kecuali Allah mengangkatnya satu derajat dan menghapus darinya satu kesalahan.” (HR. Tirmidzi)
Hadits di atas terdapat dalam bab “pahala bagi orang yang sakit,” namun jika melihat redaksinya, kita dapat mengkaitkan hadits dengan dengan siapapun yang terkena musibah. Jika Rasulullah ﷺ mengibaratkan dengan terkena duri, bagaimana pula dengan masyarakat yang terkena bencana gempa, yang diantara mereka ada yang tertimpa bangunan, dan lain-lain.
Dalam Shahih al-Bukhâri disebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya.” (HR. Bukhari)
Artinya, dalam hadits kedua Rasulullah memberikan sebuah busyrâ atau kabar gembira, bukan hanya kepada mereka yang terkena musibah secara fisik saja. Namun kepada mereka yang tersayat hatinya sebab melihat sanak keluarga yang terkena bencana, para kepala keluarga yang khawatir akan keselamatan keluarga yang rumahnya roboh, masyarakat yang dirundung kesedihan melihat barang-barang di rumahnya hancur sebab bencana, mereka yang lelah mencari ke sana-sini korban bencana yang merupakan keluarganya, dan lain-lain efek dari bencana alam yang menimpanya.
Imam al-Mubârakfuri memberi catatan pada hadits yang serupa dengan hadits di atas, bahwa yang dimaksud penghapusan dosa disini adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa-dosa besar seperti syirik dan lain-lain. Adapun untuk dosa-dosa besar, diperlukan taubat nasuha untuk membersihkannya.
Semoga kita dapat memberi bantuan bagi korban bencana, dalam bentuk apapun. Juga tak lupa untuk berdoa agar mereka diberi kesabaran, dan senantiasa berdzikir dan mengingat pasti ada hikmah di balik semua yang terjadi. (Amien Nurhakim)

About The Author

Tentang pengurus

Lembaga Infokom dan Publikasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Ngawi.

Lihat Juga

Mendidik Perilaku Disiplin Di Pesantren Maupun Di Rumah

Kedisiplinan merupakan bagian dari akhlak dalam islam sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kepada kita tentang nilai-nilai …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *