Meski dewasanya diangkat menjadi seorang utusan Allah (rasulullah) dan nabi terakhir, kegiatan dan aktivitas Muhammad saat kecil tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain seuisianya. Ia bergaul dan bermain bersama teman-temannya yang lain. Bahkan ia tidak segan menggembala kambing agar mendapatkan upah untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari yang notabennya yatim-piatu.
Akan tetapi, sejak kecil di dalam diri Muhammad ada sesuatu ‘yang berbeda’ dengan yang lainnya. Ada hal-hal istimewa yang terjadi hanya pada Muhammad kecil, tapi tidak pada anak-anak lainnya. Diantaranya adalah keberkahan atau penambahan kebaikan dan kecukupan.
Sejak kecil, Muhammad sudah diliputi keberkahan. Tidak hanya itu, orang-orang yang ada di sekelilingnya pun ‘kecipratan’ keberkahannya. Sebagaimana yang diceritakan Nizar Abazhah dalam bukunya Sahabat-sahabat Cilik Rasulullah, setidaknya ada dua cerita keberkahan Nabi Muhammad saw. saat beliau masih kecil.
Pertama, cerita Halimah as-Sa’diyah. Suatu ketika Halimah bersama suaminya ikut rombongan untuk menawarkan jasa menyusui. pada saat itu sedang musim paceklik. Tidak ada hujan. Tidak ada makanan. Bahkan, unta yang ada bersama mereka juga tidak mengeluarkan susu. Sesampai di Makkah, mereka yang ada di rombongan sudah mendapatkan anak untuk disusui, kecuali Halimah.
Halimah akhirnya mendapatkan tawaran untuk menyusui Muhammad. Tapi, awalnya ia menolak karena mengetahui kalau Muhammad yatim. Halimah membatin siapa yang akan menjamin upah menyusui kalau Muhammad tidak memiliki bapak. Lalu, akhirnya ia menerima Muhammad karena tidak mendapatkan anak yang lainnya. Ia hanya berharap akan mendapatkan berkah manakala mengasuh anak yatim.
Benar saja, anak kecil Muhammad memang betul-betul membawa berkah bagi Halimah. Payudara Halimah kembali mengeluarkan susu. Muhammad kecil mulai menyusu hingga tertidur nyenyak. Unta betina Halimah juga mendadak penuh dengan susu. Keledai yang dinaiki Halimah dan Muhammad juga berlari sangat kencang hingga akhirnya mereka menjadi yang pertama yang sampai di Bani Sa’d, daerah Halimah.
Orang-orang juga mulai mempercayai Halimah untuk menggembalakan kambingnya. Anehnya, kambing-kambing gembalaan Halimah selalu penuh susunya, tidak seperti kambing yang digembala yang lainnya. Sejak ada Muhammad, kehidupan Halimah menjadi sejahtera. Maka tidak heran jika Halimah selalu meminta Aminah agar bisa mengasuh Muhammad kecil lebih lama lagi.
Kedua, cerita Abu Thalib. Hal sama juga dialami Abu Thalib. Setelah sang kakek Abdul Mutholib wafat, Muhammad kecil diasuh Abu Thalib –seorang paman yang hidupnya begitu sederhana bahkan tak berkecukupan. Bahkan, untuk memberi makan anak-anakanya kadang kurang. Namun anehnya, jika Muhammad kecil ikut makan maka makanannya menjadi cukup. Oleh sebab itu, Abu Thalib kerap kali menunggu Muhammad manakala ia, istri, dan anak-anaknya hendak makan.
Begitu pun dengan urusan minuman. Abu Thalib juga akan meminta Muhammad untuk minum susu terlebih dahulu sebelum anak-anaknya. Alasannya, jika Muhammad yang minum dulu maka susu tersebut akan cukup diminum anak-anaknya hingga puas. (A Muchlishon Rochmat)
Meski dewasanya diangkat menjadi seorang utusan Allah (rasulullah) dan nabi terakhir, kegiatan dan aktivitas Muhammad saat kecil tidak jauh berbeda dengan anak-anak lain seuisianya. Ia bergaul dan bermain bersama teman-temannya yang lain. Bahkan ia tidak segan menggembala kambing agar mendapatkan upah untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari yang notabennya yatim-piatu.
Akan tetapi, sejak kecil di dalam diri Muhammad ada sesuatu ‘yang berbeda’ dengan yang lainnya. Ada hal-hal istimewa yang terjadi hanya pada Muhammad kecil, tapi tidak pada anak-anak lainnya. Diantaranya adalah keberkahan atau penambahan kebaikan dan kecukupan.
Sejak kecil, Muhammad sudah diliputi keberkahan. Tidak hanya itu, orang-orang yang ada di sekelilingnya pun ‘kecipratan’ keberkahannya. Sebagaimana yang diceritakan Nizar Abazhah dalam bukunya Sahabat-sahabat Cilik Rasulullah, setidaknya ada dua cerita keberkahan Nabi Muhammad saw. saat beliau masih kecil.
Pertama, cerita Halimah as-Sa’diyah. Suatu ketika Halimah bersama suaminya ikut rombongan untuk menawarkan jasa menyusui. pada saat itu sedang musim paceklik. Tidak ada hujan. Tidak ada makanan. Bahkan, unta yang ada bersama mereka juga tidak mengeluarkan susu. Sesampai di Makkah, mereka yang ada di rombongan sudah mendapatkan anak untuk disusui, kecuali Halimah.
Halimah akhirnya mendapatkan tawaran untuk menyusui Muhammad. Tapi, awalnya ia menolak karena mengetahui kalau Muhammad yatim. Halimah membatin siapa yang akan menjamin upah menyusui kalau Muhammad tidak memiliki bapak. Lalu, akhirnya ia menerima Muhammad karena tidak mendapatkan anak yang lainnya. Ia hanya berharap akan mendapatkan berkah manakala mengasuh anak yatim.
Benar saja, anak kecil Muhammad memang betul-betul membawa berkah bagi Halimah. Payudara Halimah kembali mengeluarkan susu. Muhammad kecil mulai menyusu hingga tertidur nyenyak. Unta betina Halimah juga mendadak penuh dengan susu. Keledai yang dinaiki Halimah dan Muhammad juga berlari sangat kencang hingga akhirnya mereka menjadi yang pertama yang sampai di Bani Sa’d, daerah Halimah.
Orang-orang juga mulai mempercayai Halimah untuk menggembalakan kambingnya. Anehnya, kambing-kambing gembalaan Halimah selalu penuh susunya, tidak seperti kambing yang digembala yang lainnya. Sejak ada Muhammad, kehidupan Halimah menjadi sejahtera. Maka tidak heran jika Halimah selalu meminta Aminah agar bisa mengasuh Muhammad kecil lebih lama lagi.
Kedua, cerita Abu Thalib. Hal sama juga dialami Abu Thalib. Setelah sang kakek Abdul Mutholib wafat, Muhammad kecil diasuh Abu Thalib –seorang paman yang hidupnya begitu sederhana bahkan tak berkecukupan. Bahkan, untuk memberi makan anak-anakanya kadang kurang. Namun anehnya, jika Muhammad kecil ikut makan maka makanannya menjadi cukup. Oleh sebab itu, Abu Thalib kerap kali menunggu Muhammad manakala ia, istri, dan anak-anaknya hendak makan.
Begitu pun dengan urusan minuman. Abu Thalib juga akan meminta Muhammad untuk minum susu terlebih dahulu sebelum anak-anaknya. Alasannya, jika Muhammad yang minum dulu maka susu tersebut akan cukup diminum anak-anaknya hingga puas. (A Muchlishon Rochmat)
http://www.nu.or.id/post/read/94902/keberkahan-nabi-muhammad-saat-kecil