Home / Berita / Ziarah Muassis NU dan Makam Bung Karno dalam Rangka Peringatan Harlah NU ke 97 PCNU Ngawi

Ziarah Muassis NU dan Makam Bung Karno dalam Rangka Peringatan Harlah NU ke 97 PCNU Ngawi

Rangkaian kegiatan dalam rangka harlah NU kembali berlangsung pada Sabtu siang 14 Maret 2020. Saya dan puluhan perwakilan PCNU dan MWCNU Ngawi telah berkumpul di Masjid Agung Lintang Songo dalam rangka Ziarah muassis NU dan makam Bung Karno. Setelah mendengar serangkaian arahan dari Kyai Ulin Nuha selaku ketua PCNU Ngawi dan dilanjutkan dengan doa oleh Kyai Romlah selaku Suriyah NU Ngawi, rombongan pun berangkat dengan diangkut dua buah bus pariwisata. 

Perjalanan kali ini diawali dengan menziarahi makam Bung Karno di kota Blitar. Ada cerita menarik tentang kedekatan Bung Karno dengan Muassis NU KH. Hasyim Asy’ari. Tercatat dalam sejarah bagaimana Bung Karno dengan kejeliannya berhasil meyakinkan Sang Maha Kyai untuk mengeluarkan fatwa jihad. Sehingga seluruh umat Islam Nusantara bersemangat untuk memperjuangkan kemerdekaan NKRI. Pengaruh para alim ulama NU di masyarakat Islam di tanah Jawa dan seluruh Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Sinergi antara ulama dan Umara memang mutlak diperlukan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Hal inilah menjadi alasan kenapa pada acara ziarah kali ini disempatkan pula untuk mampir ke makam Bung Karno. Tentunya untuk memupuk rasa nasionalisme agar terus mengakar kuat dalam hati Nahdliyyin. 

Selanjutnya kami pun mengunjungi makam muassis NU yakni KH. Hasyim Asy’ari di kompleks makam pondok pesantren Tebuireng Jombang, yang masih menjadi satu dengan makam KH. Wahid Hasyim dan presiden keempat RI yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur. Selain itu kami juga akan mengunjungi makam KH. Wahab Hasbullah di Tambak Beras Jombang dan KH. Bisri Syamsuri di Den Anyar. 

Kisah tentang persahabatan Kyai Wahab dan Kyai Bisri cukup menarik untuk diceritakan. Kedua kyai yang memiliki silang pendapat ini dikenal begitu akrab dan dekat satu sama lain, meski pun pemikiran keduanya juga mustahil untuk disatukan. Kyai Wahab yang lebih dikenal dengan kecenderungannya kepada Ushul fiqh, dan Kyai Bisri yang begitu kukuh dengan Fiqihnya yang luar biasa kuat. 

Kyai Wahab dengan keluasan dan kebebasan berpikirnya telah berhasil menciptakan sebuah pergerakan baru dan menyatukan pemikiran para generasi muda muslim untuk lebih memedulikan nasib bangsanya. Begitu juga dengan Kyai Bisri yang dengan keteguhannya telah berhasil memasukkan hukum-hukum fiqih dalam RUU negara dengan membuat RUU tandingan oleh para ulama. Kedua anak murid Kyai Hasyim ini telah berhasil mengukuhkan posisi NU dalam kancah politik dan Islam Nusantara. 

Semoga dengan perjalanan ziarah kami kali ini akan semakin menambah rasa cinta kami terhadap para muassis NU dan juga kepada negeri kita tercintatercinta. (Latifhidayat)

About The Author

Tentang pengurus

Lembaga Infokom dan Publikasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Ngawi.

Lihat Juga

Tidak Waras, Sebarkan Hoax Berdasar Kebencian Maupun Kecintaan

Segala sesuatu yang berlebihan, seringkali mengarah kepada hal yang tidak baik. Begitu pula ketika seseorang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *