Segala sesuatu yang berlebihan, seringkali mengarah kepada hal yang tidak baik. Begitu pula ketika seseorang terlalu berlebihan dalam membenci maupun mencintai satu hal, seringkali akan membuatnya bertindak secara berlebihan, dengan tanpa dasar.
Termasuk dalam kategori di atas, yakni perilaku menyebar berita bohong atau yang populer dengan sebutan hoax, dimana berita bohong tersebut dibuat berdasarkan pada kecintaan maupun kebencian yang berlebih.

“Menyebarkan berita hoax berdasarkan kebencian maupun kecintaan, sama-sama tidak waras. Mestinya ada tabayyun atau klarifikasi dahulu, sebelum membagikan berita,” terang Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Solahudin Aly, pada seminar Bedah Iklan Anti-Hoax di ISI Surakarta.
Menurut Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jateng tersebut, berita bohong sebetulnya sudah ada sejak zaman dahulu. “Bahkan dalam ranah hadits juga dikenal adanya hadits palsu,” ungkapnya. Selain Solahudin, dalam kesempatan tersebut turut hadir beberapa narasumber antara lain Anas Syahirul Alim (Ketua PWI Solo), Retno Wulandari (Presiden IMA Chapter Solo) dan lainnya. Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian dari kampanye antihoax, yang puncaknya akan digelar deklarasi masyarakat antihoax. (s)